Jumat, 08 April 2011

budaya wayang

Wayang secara etimologi berasal dari kata baying – baying. Awalnya wayang berfungsi sebagai alat yang berhubungan dengan roh nenek moyang dan diperantarai oleh dalang. Dengan berjalannya waktu makna pada wayangpun berubah, kini wayang adalah permainan bayang-bayang mempergunakan alat beruba boneka yang dibuat dari kulit yang diukir. Yang b erfungsi sebagai hiburan, sarana pendidikan/ajaran moral dan media informasi.

Prasasti balitung tahun 907 dan naskah tentang wayang yang ditemukan oleh Arjuna Wiwaha karangan Mpu Kanwa pada zaman kerajaan Kediri yang dipimpin oloeh Raja Erlangga sekitar abad XI merupakan peninggalan bukti sejarah wayang. Pergelaran wayang waktu itu membuat penonton menangis tersedu-sedu walau mereka tau wayang hanya boneka kulit yang digerakkan dan diucapkan. Hal ini berarti bahwa wayang dapat membangunkan emosi penonton.

Namun sampai sekarangpun masih banyak orang yang menjadikan wayang sebagai acara ritual dan sacral seperti ; ruwatan(bumi anak), panen padi, bersih desa, mendatangkan hujan, kaulan(syukuran), perkawinan, kelahiran bayi, dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar